Monday, December 6, 2010

.:1 MUHARRAM:.


Sama ada terasa sekejap atau lama, tahun 1431H akan melabuhkan tirai. Bagi saya, sudah tentu masa terasa begitu cepat berlalu sehingga perkara2 yang lepas seolah-olah baru saja berlaku semalam. Benarlah apa yang dinyatakan oleh As Syeikh Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya, Pengurusan Masa Dalam Islam bahawa masa itu berlalu seperti awan yang bergerak, tidak akan pernah kembali lagi.

Azam

Saya percaya ramai yang berazam bahkan ada yang bernazar untuk membuat/mencapai sesuatu setiap kali ketibaan tahun baru termasuklah saya sendiri. Saya berpendapat berazam itu adalah sesuatu yang baik walaupun mungkin azam tersebut tidak dapat dicapai kerana sama ada gagal atau berjayanya azam itu adalah persoalan lain.

Azam adalah sebuah keinginan yang lahir daripada kesedaran seseorang untuk membuat anjakan kepada suatu keadaan yang lebih baik dan akhirnya membenihkan cita-cita. Azam adalah bukti wujudnya impian dan cita-cita dalam diri seseorang yang berbeza dengan angan2. Tetapi perlu diingat bahawa azam tanpa usaha sebenarnya adalah angan2!

Apapun azam yang ditetapkan hendaklah setiap diri berpijak di bumi yang nyata dan yang lebih penting mengutamakan redha Allah sekalipun tidak diredhai manusia. Azam perlu diringi usaha dan tawakal kepada Allah jua supaya ia dinilai sebagai satu ibadah di sisiNya. Jadikanlah azam kita sebagai satu cara untuk melakukan islah bukanlah sekadar suka2 yang tidak membawa apa2 makna atau dianggap sebagai satu adat apabila masuknya tahun baru.

Pedoman

"Orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah."
1 Muharram adalah detik bersejarah buat umat kerana tarikh inilah yang menjadi hari pertama dalam perkiraan tahun hijrah. Sekiranya disingkap kembali peristiwa hijrah pastilah terkandung banyak sekali hikmah dan ibrah yang tersurat mahupun tersirat. Peristiwa yang telah menyaksikan pengorbanan para sahabat yang cinta mereka tidak berbelah-bahagi terhadap Allah dan rasulNya. Inilah cinta sejati yang tidak mengenal jerih-payah bahkan sanggup mengorbankan segala-galanya demi yang dicintai.

Sewajarnya peristiwa ini sentiasa tersemat kukuh dalam ingatan kita. Rasanya sudah acap kali kita mendengar kisah hijrah nabi dan para sahabat sejak di bangku sekolah lagi. Cuma yang menjadi persoalan ialah sejauh mana kita menghayati kisah ini. Sesungguhnya, hijrah adalah peristiwa yang telah ditakdirkan untuk mengajar umat bukan sekadar untuk disambut seperti sambutan tahun baru.

Saya berharap sambutan Ma’al Hijrah yang diadakan saban tahun di negara kita dapat mengembalikan ingatan tentang peristiwa hijrah kepada mereka yang lupa dan menambahkan penghayatan bagi mereka yang sentiasa ingat. Sambutan itu hanyalah satu cara tetapi matlamatnya adalah mencontohi nabi dan para sahabat.
Wuallahua’lam.


Semoga kita dihijrahkn dan dikeluarkn kita drp gelap gelita kpd terang cahaya islam dn iman, dr mksiat kpd ketaatan, dr kejahiln kpd brpengetahuan, drp syirik kpd tauhid, drp kebatilan kpd kebenaran, drp sibuk dgn dunia kpd sibuk dgn akhira...t, drp jahil dn buta kpd Allah kpd mengenal Allah...

Mudah2an segala dosa2 dan kesalahan yang lalu diampunkan ALLAH dan segala kebaikan dan kebajikan diterima ALLAH... Mudah2an juga diberi petunjuk, taufiq rahmat dan pertolongan yang berkekalan pada kita untuk meneruskan perjalanan pada tahun yang mendatang ini... Insya ALLAH..
Amin...

Thursday, December 2, 2010

::AYAH::


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya...Akan sering merasa rindu sekali dengan ibunya..Lalu bagaimana dengan AYAH?


Mungkin kerana ibu lebih sering menelefon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan ibu untuk menelefonmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sekembalinya ayah dr bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik basikal .Dan setelah ayah mengganggapmu sudah boleh menunggangnya, ayah akan melepaskan roda bantu di basikalmu .Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu ayahnya, jangan ditanggalkan dulu roda bantunya", itu kerana ibu takut puteri manisnya akan terjatuh lalu terluka....

Tapi sedarkah dikau?Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh basikal dengan seksama kerana dia tahu puteri kecilnya PASTI mampu melakukannya.

Pada saat kamu menangis merengek meminta alat permainan yang baru, ibu menatapmu hiba.Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang" Tahukah kamu, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.

Saat kamu ditimpa sakit , ayah lah yang terlalu khawatir sampai kekadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di beritahu! kamu jangan minum air sejuk!".Berbeza dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhuatirkan keadaanmu..

Ketika kamu sudah beranjak muda remaja..Kamu mulai menuntut pada ayah untuk mendapat keizinan keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?Kerana bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ayah.Tahukah kamu,bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang teman lelaki mulai sering menelefonmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :') ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang berbuall berdua di ruang tamu..Sedarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khuatirdan bimbang.Dan setelah perasaan khuatir itu berlarut - larut.Ketika melihat puteri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan memarahimu..Sedarkah kamu, bahwa ini kerana hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang? "Bahwa puteri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya"


Setelah lulus SPM, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Doktor atau Engineer. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.Tapi ayah tetap tersenyum dan menyokongmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain.ayah harus melepaskanmu di bandar.Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat.Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu kesempitan wang untuk membiayai perbelanjaan semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya boleh merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekadar meminta alat mainan yang baru, dan ayah tahu ia tidak mampu memberikan apa yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak boleh!" Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu berjaya sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "puteri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang" Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Kerana Ayah tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.


Dan akhirnya....


Saat ayah melihatmu duduk di kerusi pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya mampu menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia..Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang pentas pelaminan sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....Puteri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita solehah yang cantik....Bahagiakanlah dia bersama suaminya...rahmatilah kehidupan mereka Ya Allah"

Setelah itu Ayah hanya mampu menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....Ayah telah menyelesaikan tugasnya....Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU MAMPU" dalam segala hal.
sayangg ayah...=)

::TIDUR YANG PERLU DIKEJUTKAN::


Mengejutkan orang yang tidur disunatkan sekiranya orang itu tidur dalam keadaan berikut:

Pertama:
seorang yang tidur di masjid dan waktu solat sudah tiba. Ini berdasarkan hadis Abu Bakrah ra, beliau berkata:

خرجت مع النبي صلى الله عليه وسلم لصلاة الصبح فكان لا يمر برجل إلا ناداه بالصلاة أو حركه برجله

“ Aku keluar bersama Nabi saw untuk menunaikan solat subuh. Beliau tidak lalu pada mana-mana lelaki melainkan akan menyerunya untuk solat atau menggeraknya untuk solat dengan kakinya.” (Hr Abu Daud 1246 – semua perawinya thiqah)


Kedua:
Orang yang tidur dihadapan orang yang solat kerana menggangu orang yang solat.


Ketiga:
Tidur diatas permukaan bangunan tanpa penghadang.Rasulullah saw bersabda:

من بات على ظهر بيت ليس له حجار فقد برئت منه الذمة

“Sesiapa yang tidur diatas permukaan bangunan tanpa ada penghadang (dari jatuh bangunan), sesungguhnya telah terlepas dari tanggungjawab mana-mana pihak (sekiranya jatuh). (Hr Abu Daud – semua perawinya adalah thiqah)


Keempat:
Tidur dalam keadaan separuh badan terkena cahaya matahari dan setengah lagi tidak kena.
Nabi saw bersabda:

إذا كان أحدكم في الشمس فلقص عنه الظل وصار بعضه في الشمس وبعضه في الظل فليقم

“Apabila salah seorang kamu berada di bawah pancaran matahari, kemudian matahari menaik dan sebahagian tubuh mu terkena pancaran matahari dan sebahgian yang lain tidak kena , hendaklah dia beredar.” (Hr Abu Daud – semua perawinya thiqah)


Kelima:
Tidur waktu subuh.
Nabi saw bersabda:

الصبحة تمنع الرزق

“Tidur subuh menegah rezki.” (Hr Ahmad – sanad lemah)

Umar bin Abdul Aziz apabila melihat anaknya sedang tidur waktu subuh, beliau mengejutkannya dan berkata:

الأرزاق تقسم وأنت نائم

“Rezeki dibahagi2kan sedangkan engkau tidur.”


Keenam:
Tidur sebelum isya kerana makruh tidur waktu itu. Ini disebut dalam hadis yang panjang, riwayat dari Abi Bakrah ra dimana beliau berkata:

كان يكره النوم قبلها والحديث بعدها

“Baginda tidak suka tidur sebelum solat isya dan sembangsembang selepasnya.” (Hr Bukhari - sahih)


Ketujuh:
Tidur lepas solat asar.
Nabi saw bersabda:

من نام بعد العصر فاختلس عقله فلا يلومن إلا نفسه

" Sesiapa yang tidur selapas solat asar dan hilang akalnya , janganlah dia mencela melainkan dirinya.” (Hr Abu Ya’la – Sanad lemah)


Kelapan:
Tidur berseorangan di rumah. Hukum ini disebut oleh al-Hulaimi dalam kitabnya al-Minhaj Fi Syu’abil Iman.


Kesembilan:
Perempuan yang tidur menelentang. Ini kerana ianya makruh seperti yang disebut dalam kitab yang sama.Umar bin Abdul Aziz telah menegah anaknya yang tidur sedemikian.


Kesepuluh:
Seseorang yang tidur meniarap. Baginda melihat seorang lelaki meniarap. Lalu baginda bersabda:

إن هذه ضجعة يبغضها الله ورسوله

Maksudnya: “Sesungguhnya ini adalah cara baring yang dimurkai oleh Allah dan Rasulnya.” (Hr Tirimizi dan Ahmad-hasan lighairihi)

Abu Umamah r.a berkata: Nabi s.a.w lalu dekat seorang lelaki yang tidur meniarap di Masjid.
Lalu baginda memukulnya dengan kakinya dan berkata:

قم واقعد فإنها نومة جهنمية

Maksudnya: “Bangunlah kamu dari tidur dan duduklah sesungguhnya ini adalah cara tidur ahli neraka jahannam.” (Hr Ibnu Majah)


Kesebelas:
Mengejutkan orang tidur untuk bangun qiamullail.
Nabi saw bersabda:

رحم الله رجلا قام من الليل فصلى وأيقظ امرأته فإن أبت نضح في وجهها الماء رحم الله امرأة قامتمن الليل فصلت وأيقظت زوجها فإن أبى نضحت في وجهه الماء

“Allah merahmati lelaki yang bangun malam, menunaikan solat dan mengejutkan isterinya. Sekiranya isterinya enggan, dia akan merenjiskan air pada muka isterinya. Allah merahmati wanita yang bangun malam, menunaikan solat dan menegejutkan suaminya. Sekiranya suaminya enggan, dia akan merenjis air ke muka suaminya." (Hr Abu Daud 1308 – perwai2nya thiqah)


Ke dua belas:
Mengejutkan orang yang tidur untuk bangun sahur. Nabi saw bersabda:

إن بلالا ينادي بليل فكلوا واشربواحتى ينادي ابن مكتوم

“Sesungguhnya bilal akan mengumandangkan azan pada waktu malam (sebelum subuh), maka makanlan dan minumlah sehingga Ibnu Maktum mengumandangkan azan subuh.” (Hr Muslim)



Rujukan: Tashilul Maqasid li Zuwwarul Masjid oleh Ibnul Ammad, Aunul Ma’bud oleh al-Abadi dan an-Nihayah oleh Ibnul athir.

Monday, November 29, 2010

MENJELANG PEPERIKSAAN!!


Fenemone "biasa" yg dialami oleh student2...( x kira sekolah or univ)


"Alamak, exam tinggal brapa hari je ni weh...tp aku bc mcm x baca je...cover buku je yg aku dok belek slalu, isi dia satu perenggan pun x habis lagi...haishhhh macamana ni??? Arggghhh!!! x leh kene semangat gak, jgn layan malas... OK2!!! Bangun baca buku.... ( di post fb pun kita taip: chaiyok2!!! jom semangat baca buku...gambateh ohh!!!)


........ Bangun,lalu baca buku........
........15 minit kemudian...........


huhuhu mata kita sudah kuyu, baca pun dah x fhm even dlm bahasa melayu, dan rsnyer dah nk tutup buku...Nahhh...x sampai sejam kita dh x leh nak fokuskan n mula rs bosan.... perkara ni biasa terjadi pd kita n diri sy sendiri....


SO HOW NAK ATASI MASALAH NI !!!!????


hmmm pandangan sy lah kan, sbb hati kita tak terbuka sepenuhnya utk ambil ilmu2 tu dr buku2 kita tu..thats why kita cpt jd bosan susah nk fhm n sebagainya....Oleh itu, sy di sini hanya nak berkongsi sedikit petua or pemuda..hehe...


Alhamdulillah sy terigt pd kata2 seorg senior sekolah sy yg sememangnya dia sdh berjaya dlm bidang guaman, yg mana kita tau dlm bidang tu kita kena bykkkkkk baca...OH GOSHHH!!! akta2 n kurungan2 sume tu..apa ntah...biarkan... yg pentingnya nasihat dia macam ni sume kawan2...


"adek2 bila kita ni sebgai student kita betul2 kena LUV ilmu di hadapan kita..dalam hati betul2 mau ada rasa I REALLY WANT KNOW ABOUT THIS...masa baca kita setkan dalam hati dan minda...ok aku sgt sukakan bab ni becoz its ilmu...n saya nak baca buku ni bukan SEKADAR UTK PERIKSA DAN LULUS EXAM...( HAAA REALLY IMPORTANT, HIGHLIGHT THIS)....adek2 perlu tetapkan niat saya baca utk sy mahir n kuasai ilmu ni...saya betul2 nak tahu apa sebenarnya "kisah/cerita" dalam buku ini.... macam kita begitu gairah bila tgk tajuk berita "artis dot,dot, bercerai kerana suaminya dot,dot....contohhhh..hehehe...so kita akan jd ghairah n teruja nak tahu sgt...kita mesti kata ehhhh aku nak taulah "kisah" artis ni..nak tau sgt2... so samalah dlm kita belajar....bila kita baca tajuk dlm buku tu,kita kena kata dalam diri kita " aku nak tau la apa benda ni??? apa "kisahnya" ye...mungkin "kisah" (fakta n ilmu dalam teks) boleh bg manfaat pd masa aku akn dtg, bukan hanya ketika nk jawab exam... N FOR THE MUSLIMS TANAMKAN DALAM HATI THIS IS UR JIHAD TO THE ACCHIEVE UR GOALS IN DUNIA N AKHIRAT....

so guys, inilah antara nasihat yg senior sy yg dh berjaya giler skang ni..i already praktis it n yeahhh so berkesan... kita akan jd teruja nk tahu apa yg ada dlm buku sbb nk kuasai ilmu tu,, maka kita akn terusan2 baca n baca n baca... x mustahil kdg2 bila kita betul2 dh faham cr bc mcmana kita akan rasa mcm bc buku cerita walaupun sbnrnya baca buku LAWW!!!! HUAHUAHUA...n kdg2 kita boleh tergelak bila tgh bc buku mungkin sbb kita dh boleh bertindak bls dgn fakta yg ada dlm buku tu n bukan sekadar MENGHAFAL.....

OK SO GUD LUCK IN UR EXAM, N JOM BACA BUKU...APA2PUN KITA MOHON PADA ALLAH UTK BERI PETUNJUK N TERANGKAN HATI KITA UTK MUDAH FAHAM N IGT ILMU YG KITA CARI UTK KEGUNAAN DUNIA SAMPAILAH AKHIRAT.... WALLAHUALAMM...

BRAIN TEST


Kalau tak pas nie, ada something wrong ngan otak korang.

Short Neurological Test

1- Find the C below.. Please do not use any cursor help.

OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOCOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO

2- If you already found the C, now find the 6 below.

999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999699999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999

3 – Now find the N below. It’s a little more difficult.

MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMNMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

This is NOT a joke. If you were able to pass these 3 tests, you can cancel your annual visit to your neurologist. Your brain is great and you’re far from having a close relationship with Alzheimer.

Congratulations!

Part 2

eonvrye that can raed this rsaie your hnad.

To my ‘selected’ strange-minded friends:If you can read the following paragraph, forward it on to your friends and the person that sent it to you with ‘yes’ in the subject line.
Only great minds can read thisThis is weird, but interesting!
If you can raed this, you have a sgtrane mnid too

Can you raed this? Olny 55 plepoe out of 100 can.

I cdnuolt blveiee that I cluod aulaclty uesdnatnrd what I was rdanieg. The phaonmneal pweor of the hmuan mnid, aoccdrnig to a rscheearch at Cmabrigde Uinervtisy, it dseno’t mtaetr in what oerdr the ltteres in a word are, the olny iproamtnt tihng is that the frsit and last ltteer be in the rghit pclae. The rset can be a taotl mses and you can still raed it whotuit a pboerlm. This is bcuseae the huamn mnid deos not raed ervey lteter by istlef, but the word as a wlohe. Azanmig huh? Yaeh and I awlyas tghuhot slpeling was ipmorantt! If you can raed this forwrad
it

Saturday, November 27, 2010

BAHAYA TIDUR LEPAS SUBUH!!


Kita telah ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yanng penuh barakah dan di antara waktu yang kita diperintahkan untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikan waktu yang mulia ini. Waktu yang seharusnya dipergunakan untuk bekerja, melakukan ketaatan dan beribadah, ternyata dipergunakaan untuk tidur dan bermalas-malasan.

Saudaraku, ingatlah bahawa orang-orang soleh terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur bahawa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan."

Waktu tidur yang paling bermanfaat iaitu :

  1. Tidur ketika perlu tidur.
  2. Tidur di awal malam – ini lebih manfaat daripada tidur lewat malam
  3. Tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan petang. Apatah lagi pada waktu pagi dan petang sangat kurang manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu Asar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai solat subuh hingga matahari terbit. Kerena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang soleh. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mahu tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian kerana waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rezeki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).(Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)

BAHAYA TIDUR PAGI

[Pertama]

Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan As Sunnah.

[Kedua]

Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush soleh (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.

[Ketiga]

Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.

[Keempat]

Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.

Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, "Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di petang harinya dia juga akan malas-malasan pula.

[Kelima]

Menghambat datangnya rezeki.

Ibnul Qayyim berkata, "Empat hal yang menghambat datangnya rezeki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit solat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat." (Zaadul Ma’ad, 4/378)

[Keenam]

Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat.(Zaadul Ma’ad, 4/222)

APA HEBATNYA SOLAT DI AWAL WAKTU?


Setiap peralihan waktu solat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam ini yang boleh diukur dan dicerap melalui perubahan warna alam. Aku rasa fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang terlibat dalam bidang fotografi, betul tak?


Waktu Subuh

Sebagai contoh, pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahsia berkaitan dengan penawar/rezeki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki. Ini kerana tenaga alam iaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad bercantum (keserentakan ruang dan masa) - dalam erti kata lain jaga daripada tidur.

Di sini juga dapat kita cungkil akan rahsia diperintahkan solat di awal waktu. Bermulanya saja azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.


Waktu Zohor

Warna alam seterusnya berubah ke warna hijau (Isyraq & Dhuha) dan kemudian warna kuning menandakan masuknya waktu Zohor. Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem penghadaman. Warna kuning ini mempunyai rahsia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang-ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya. Orang yang tengah sakit perut ceria tak?


Waktu Asar

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna oren, iaitu masuknya waktu Asar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkumi sistem reproduktif. Rahsia warna oren ialah kreativiti. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitinya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar ni jasad dan roh seseorang ini terpisah (tidur la tu). Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Asar ni amat diperlukan oleh organ-organ reproduktif kita.


Waktu Magrib

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini kerana spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka resonan dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga seelok-eloknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu la) kerana banyak interferens (pembelauan) berlaku pada waktu ini yang boleh mengelirukan mata kita. Rahsia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, pada frekuensi otot, saraf dan tulang.


Waktu Isyak

Apabila masuk waktu Isyak, alam berubah ke warna Indigo dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isyak ini menyimpan rahsia ketenteraman dan kedamaian di mana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak. Mereka yang kerap ketinggalan Isyaknya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam. Tidur pada waktu ini dipanggil tidur delta di mana keseluruhan sistem tubuh berada dalam kerehatan.


Qiamullail

Selepas tengah malam, alam mula bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu dan seterusnya ungu di mana ianya bersamaan dengan frekuensi kelenjar pineal, pituitari, talamus dan hipotalamus. Tubuh sepatutnya bangkit kembali pada waktu ini dan dalam Islam waktu ini dipanggil Qiamullail. Begitulah secara ringkas perkaitan waktu solat dengan warna alam. Manusia kini sememangnya telah sedar akan kepentingan tenaga alam ini dan inilah faktor adanya bermacam-macam kaedah meditasi yang dicipta seperti taichi, qi-gong dan sebagainya.

Semuanya dicipta untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh.Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur kerana telah di’kurniakan’ syariat solat oleh Allah s.w.t tanpa perlu kita memikirkan bagaimana hendak menyerap tenaga alam ini. Hakikat ini seharusnya menginsafkan kita bahawa Allah s.w.t mewajibkan solat ke atas hamba-Nya atas sifat pengasih dan penyayang-Nya sebagai pencipta kerana Dia tahu hamba-Nya ini amat-amat memerlukan-Nya.

Adalah amat malang sekali bagi kumpulan manusia yang amat cuai dalam menjaga solatnya tapi amat berdisiplin dalam menghadiri kelas taichinya.

Wallahualam.

Tuesday, November 2, 2010




Bismillahirrahmanirrahim…

Ya Allah…
Jika aku jatuh cinta,
Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya PadaMu,
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu…

Ya Muhaimin…
Jika aku jatuh hati,
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu,
Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu…

Ya Rabbana…
Jika aku jatuh hati,
Jagalah hatiku padanya,
Agar tidak berpaling daripada hatiMu…

Ya Rabbul Izzati…
Jika aku rindu,
Rindukanlah aku pada seseorang,
Yang merindui syahid di jalanMu…

Ya Allah…
Jika aku menikmati cinta kekasihMu,
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya,
Bermunajat di sepertiga malam terakhirMu…

Ya Allah…
Jika aku jatuh hati pada kekasihMu,
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh,
Dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepadaMu…

Ya Allah,
Jika Kau halalkan aku merindui kekasihMu,
Jangan biarkan aku melampaui batas,
Sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepadaMu…

Amin ya rabbal alamin…

MUHASABAH CINTAKU


“Apabila hati terikat dengan Allah, kembalilah wanita dengan asal fitrah kejadiannya, menyejukkan hati dan menjadi perhiasan kepada dunia – si gadis dengan sifat sopan dan malu, anak yang taat kepada ibu bapa, isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya pada suami.”

Bait-bait kata itu aku tatapi dalam-dalam. Penuh penghayatan. Kata-kata yang dinukilkan dalam sebuah majalah yang ku baca. Alangkah indahnya jika aku bisa menjadi perhiasan dunia seperti yang dikatakan itu. Ku bulatkan tekad di hatiku. Aku ingin menjadi seorang gadis yang sopan, anak yang taat kepada ibu bapaku dan aku jua ingin menjadi seorang isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami, kerana Allah.

Menjadi seorang isteri….kepada insan yang disayangi…..idaman setiap wanita. Alhamdulillah, kesyukuran aku panjatkan ke hadrat Ilahi atas nikmat yang dikurniakan kepadaku.

Baru petang tadi, aku sah menjadi seorang isteri setelah mengikat tali pertunangan 6 bulan yang lalu. Suamiku, Muhammad Harris, alhamdulillah menepati ciri-ciri seorang muslim yang baik. Aku berazam untuk menjadi isteri yang sebaik mungkin kepadanya.


“Assalamualaikum,” satu suara menyapa pendengaranku membuatkan aku gugup seketika.

“Waalaikumusalam,” jawabku sepatah. Serentak dengan itu, ku lontarkan satu senyuman paling ikhlas dan paling manis untuk suamiku. Dengan perlahan dia melangkah menghampiriku.

“Ain buat apa dalam bilik ni? Puas abang cari Ain dekat luar tadi. Rupanya kat sini buah hati abang ni bersembunyi.”

Aku tersenyum mendengar bicaranya. Terasa panas pipiku ini. Inilah kali pertama aku mendengar ucapan ‘abang’ dari bibirnya.

Dan itulah juga pertama kali dia membahasakan diriku ini sebagai ‘buah hati’ nya. Aku sungguh senang mendengar ucapan itu. Perlahan-lahan ku dongakkan wajahku dan aku memberanikan diri menatap pandangan matanya.

Betapa murninya sinaran cinta yang terpancar dari matanya, betapa indahnya senyumannya, dan betapa bermaknanya renungannya itu. Aku tenggelam dalam renungannya, seolah-olah hanya kami berdua di dunia ini.

Seketika aku tersedar kembali ke alam nyata. “Ain baru je masuk. Nak mandi. Lagipun dah masuk Maghrib kan?” ujarku.

“Ha’ah dah maghrib. Ain mandi dulu. Nanti abang mandi dan kita solat Maghrib sama-sama ye?” Dia tersenyum lagi. Senyum yang menggugah hati kewanitaanku. Alangkah beruntungnya aku memilikimu, suamiku.

Selesai solat Maghrib dan berdoa, dia berpusing mengadapku. Dengan penuh kasih, ku salami dan ku cium tangannya, lama.

Aku ingin dia tahu betapa dalam kasih ini hanya untuknya. Dan aku dapat merasai tangannya yang gagah itu mengusap kepalaku dengan lembut. Dengan perlahan aku menatap wajahnya.

“Abang…..” aku terdiam seketika. Terasa segan menyebut kalimah itu di hadapannya. Tangan kami masih lagi saling berpautan. Seakan tidak mahu dilepaskan. Erat terasa genggamannya.

“Ya sayang…” Ahhh….bicaranya biarpun satu kalimah, amat menyentuh perasaanku.

“Abang… terima kasih atas kesudian abang memilih Ain sebagai isteri biarpun banyak kelemahan Ain. Ain insan yang lemah, masih perlu banyak tunjuk ajar dari abang. Ain harap abang sudi pandu Ain. Sama-sama kita melangkah hidup baru, menuju keredhaan Allah.” Tutur bicaraku ku susun satu persatu.

“Ain, sepatutnya abang yang harus berterima kasih kerana Ain sudi terima abang dalam hidup Ain. Abang sayangkan Ain. Abang juga makhluk yang lemah, banyak kekurangan. Abang harap Ain boleh terima abang seadanya. Kita sama-sama lalui hidup baru demi redhaNya.”

“Insya Allah abang….Ain sayangkan abang.”

“Abang juga sayangkan Ain. Sayang sepenuh hati abang.”

Dengan telekung yang masih tersarung, aku tenggelam dalam pelukan suamiku.

Hari-hari yang mendatang aku lalui dengan penuh kesyukuran. Suamiku, ternyata seorang yang cukup penyayang dan penyabar. Sebagai wanita aku tidak dapat lari daripada rajuk dan tangis.

Setiap kali aku merajuk apabila dia pulang lewat, dia dengan penuh mesra memujukku, membelaiku. Membuatku rasa bersalah. Tak wajar ku sambut kepulangannya dengan wajah yang mencuka dan dengan tangisan.

Bukankah aku ingin menjadi perhiasan yang menyejukkan hati suami? Sedangkan Khadijah dulu juga selalu ditinggalkan Rasulullah untuk berkhalwat di Gua Hira’.

Lalu, ku cium tangannya, ku pohon ampun dan maaf. Ku hadiahkan senyuman untuknya. Katanya senyumku bila aku lepas menangis, cantik!

Ahhh….dia pandai mengambil hatiku. Aku semakin sayang padanya. Nampaknya hatiku masih belum sepenuhnya terikat dengan Allah. Lantaran itulah aku masih belum mampu menyerahkan seluruh kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami.

“Isteri yang paling baik ialah apabila kamu memandangnya, kamu merasa senang, apabila kamu menyuruh, dia taat dan apabila kamu berpergian, dia menjaga maruahnya dan hartamu.”

Aku teringat akan potongan hadis itu. Aku ingin merebut gelaran isteri solehah. Aku ingin segala yang menyenangkan buat suamiku. Tuturku ku lapis dengan sebaik mungkin agar tidak tercalar hatinya dengan perkataanku. Ku hiaskan wajahku hanya untuk tatapannya semata-mata.

Makan minumnya ku jaga dengan sempurna. Biarpun aku jua sibuk lantaran aku juga berkerjaya. Pernah sekali, aku mengalirkan air mata lantaran aku terlalu penat menguruskan rumah tangga apabila kembali dari kerja. Segalanya perlu aku uruskan. Aku terasa seperti dia tidak memahami kepenatanku sedangkan kami sama-sama memerah keringat mencari rezeki.

Namun, aku teringat akan kisah Siti Fatimah, puteri Rasulullah yang menangis kerana terlalu penat menguruskan rumah tangga.

Aku teringat akan besarnya pahala seorang isteri yang menyiapkan segala keperluan suaminya. Hatiku menjadi sejuk sendiri.

Ya Allah, aku lakukan segala ini ikhlas keranaMu. Aku ingin mengejar redha suamiku demi untuk mengejar redhaMu. Berilah aku kekuatan, Ya Allah.

“Ain baik, cantik. Abang sayang Ain.” Ungkapan itu tidak lekang dari bibirnya. Membuatkan aku terasa benar-benar dihargai. Tidak sia-sia pengorbananku selama ini. Betapa bahagianya menjadi isteri yang solehah.

Kehidupan yang ku lalui benar-benar bermakna, apatah lagi dengan kehadiran 2 orang putera dan seorang puteri. Kehadiran mereka melengkapkan kebahagiaanku.

Kami gembira dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang dikurniakan kepada kami.

Namun, pada suatu hari, aku telah dikejutkan dengan permintaannya yang tidak terduga.

“Ain…..abang ada sesuatu nak cakap dengan Ain.”

“Apa dia abang?” tanyaku kembali. Aku menatap wajahnya dengan penuh kasih. “Ain isteri yang baik. Abang cukup bahagia dengan Ain. Abang bertuah punya Ain sebagai isteri,” bicaranya terhenti setakat itu. Aku tersenyum. Namun benakku dihinggap persoalan. Takkan hanya itu?

“Abang ada masalah ke?” Aku cuba meneka.

“Tidak Ain. Sebenarnya……,” bicaranya terhenti lagi. Menambah kehairanan dan mencambahkan kerisauan di hatiku. Entah apa yang ingin diucapkannya.

“Ain……abang…..abang nak minta izin Ain……untuk berkahwin lagi,” ujarnya perlahan namun sudah cukup untuk membuat aku tersentak. Seketika aku kehilangan kata.

“A…..Abang…..nak kahwin lagi?” aku seakan tidak percaya mendengar permintaannya itu. Ku sangka dia telah cukup bahagia dengannku. Aku sangka aku telah memberikan seluruh kegembiraan padanya. Aku sangka hatinya telah dipenuhi dengan limpahan kasih sayangku seorang.

Rupanya aku silap. Kasihku masih kurang. Hatinya masih punya ruang untuk insan selain aku.

Tanpa bicara, dia mengangguk. “Dengan siapa abang?” Aku bertanya. Aku tidak tahu dari mana datang kekuatan untuk tidak mengalirkan air mata. Tapi….hatiku… hanya Allah yang tahu betapa azab dan pedih hati ini.

“Faizah. Ain kenal dia, kan?”

Ya, aku kenal dengan insan yang bernama Faizah itu. Juniorku di universiti. Rakan satu jemaah. Suamiku aktif dalam jemaah dan aku tahu Faizah juga aktif berjemaah.

Orangnya aku kenali baik budi pekerti, sopan tingkah laku, indah tutur kata dan ayu paras rupa. Tidakku sangka, dalam diam suamiku menaruh hati pada Faizah.

“A….Abang……Apa salah Ain abang?” nada suaraku mula bergetar. Aku cuba menahan air mataku daripada gugur. Aku menatap wajah Abang Harris sedalam-dalamnya. Aku cuba mencari masih adakah cintanya untukku.

“Ain tak salah apa-apa sayang. Ain baik. Cukup baik. Abang sayang pada Ain.”

“Tapi….Faizah. Abang juga sayang pada Faizah….bermakna…..sayang abang tidak sepenuh hati untuk Ain lagi.”

“Ain…..sayang abang pada Ain tidak berubah. Ain cinta pertama abang. Abang rasa ini jalan terbaik. Tugasan dalam jemaah memerlukan abang banyak berurusan dengan Faizah….Abang tak mahu wujud fitnah antara kami.”

“Lagipun….abang lelaki Ain. Abang berhak untuk berkahwin lebih dari satu.”

Bicara itu kurasakan amat tajam, mencalar hatiku. Merobek jiwa ragaku. Aku mengasihinya sepenuh hatiku. Ketaatanku padanya tidak pernah luntur. Kasih sayangku padanya tidak pernah pudar. Aku telah cuba memberikan layanan yang terbaik untuknya. Tapi inikah hadiahnya untukku?

Sesungguhnya aku tidak menolak hukum Tuhan. Aku tahu dia berhak. Namun, alangkah pedihnya hatiku ini mendengar ucapan itu terbit dari bibirnya. Bibir insan yang amat ku kasihi.

Malam itu, tidurku berendam air mata. Dalam kesayuan, aku memandang wajah Abang Harris penuh kasih. Nyenyak sekali tidurnya.

Sesekali terdetik dalam hatiku, bagaimana dia mampu melelapkan mata semudah itu setelah hatiku ini digurisnya dengan sembilu.

Tidak fahamkah dia derita hati ini? Tak cukupkah selama ini pengorbananku untuknya? Alangkah peritnya menahan kepedihan ini. Alangkah pedihnya!

Selama seminggu, aku menjadi pendiam apabila bersama dengannya. Bukan aku sengaja tetapi aku tidak mampu membohongi hatiku sendiri. Tugasku sebagai seorang isteri aku laksanakan sebaik mungkin, tapi aku merasakan segalanya tawar. Aku melaksanakannya tidak sepenuh hati.

Oh Tuhan…..ampuni daku. Aku sayang suamiku, tapi aku terluka dengan permintaannya itu.

Apabila bertembung dua kehendak, kehendak mana yang harus dituruti. Kehendak diri sendiri atau kehendak Dia ?

Pastinya kehendak Dia. Apa lagi yang aku ragukan? Pasti ada hikmah Allah yang tersembunyi di sebalik ujian yang Dia turunkan buatku ini. Aku berasa amat serba-salah berada dalam keadaan demikian.

Aku rindukan suasana yang dulu. Riang bergurau senda dengan suamiku. Kini, aku hanya terhibur dengan keletah anak-anak.

Senyumku untuk Abang Harris telah tawar, tidak berperisa. Yang nyata, aku tidak mampu bertentang mata dengannya lagi. Aku benar-benar terluka.

Namun, Abang Harris masih seperti dulu. Tidak jemu dia memelukku setelah pulang dari kerja walau sambutan hambar. Tidak jemu dia mencuri pandang merenung wajahku walau aku selalu melarikan pandangan dari anak matanya.

Tidak jemu ucapan kasihnya untukku. Aku keliru. Benar-benar keliru. Adakah Abang Harris benar-benar tidak berubah sayangnya padaku atau dia hanya sekadar ingin mengambil hatiku untuk membolehkan dia berkahwin lagi?

“Oh Tuhan…berilah aku petunjukMu.” Dalam kegelapan malam, aku bangkit sujud menyembahNya, mohon petunjuk dariNya. Aku mengkoreksi kembali matlamat hidupku.

Untuk apa segala pengorbananku selama ini untuk suamiku? Untuk mengejar cintanya atau untuk mengejar redha Allah?

Ya Allah, seandainya ujian ini Engkau timpakan ke atas ku untuk menguji keimananku, aku rela Ya Allah. Aku rela.

Biarlah… Bukan cinta manusia yang ku kejar. Aku hanya mengejar cinta Allah. Cinta manusia hanya pemangkin. Bukankah aku telah berazam, aku inginkan segala yang menyenangkan buat suamiku?

Dengan hati yang tercalar seguris luka, aku mengizinkan Abang Harris berkahwin lagi. Dan, demi untuk mendidik hati ini, aku sendiri yang menyampaikan hasrat Abang Harris itu kepada Faizah.

Suamiku pada mulanya agak terkejut apabila aku menawarkan diri untuk merisik Faizah.

“Ain?……Ain serius?”

“Ya abang. Ain sendiri akan cakap pada Faizah. Ain lakukan ini semua atas kerelaan hati Ain sendiri. Abang jangan risau…Ain jujur terhadap abang. Ain tak akan khianati abang. Ain hanya mahu lihat abang bahagia,” ujarku dengan senyuman tawar. Aku masih perlu masa untuk mengubat luka ini. Dan inilah satu caranya. Ibarat menyapu ubat luka. Pedih, tetapi cepat sembuhnya.

Aku mengumpul kekuatan untuk menjemput Faizah datang ke rumahku. Waktu itu, suamiku tiada di rumah dan dia telah memberi keizinan untuk menerima kedatangan Faizah. Faizah dengan segala senang hati menerima undanganku.

Sememangnya aku bukanlah asing baginya. Malah dia juga mesra dengan anak-anakku.

“Izah……akak jemput Izah ke mari sebab ada hal yang akak nak
cakapkan,” setelah aku merasakan cukup kuat, aku memulakan bicara.

“Apa dia, Kak Ain. Cakaplah,” lembut nada suaranya.

“Abang Harris ada pernah cakap apa-apa pada Faizah?”

“Maksud Kak Ain, Ustaz Harris?” Ada nada kehairanan pada suaranya. Sememangnya kami memanggil rakan satu jemaah dengan panggilan Ustaz dan Uztazah. Aku hanya mengangguk.

“Pernah dia cakap dia sukakan Izah?”

“Sukakan Izah? Isyyy….tak mungkinlah Kak Ain. Izah kenal Ustaz Harris. Dia kan amat sayangkan akak. Takkanlah dia nak sukakan saya pula. Kenapa Kak Ain tanya macam tu? Kak Ain ada dengar cerita dari orang ke ni?”

“Tidak Izah. Tiada siapa yang membawa cerita…….” Aku terdiam seketika. “Izah, kalau Kak Ain cakap dia sukakan Izah dan nak ambil Izah jadi isterinya, Izah suka?” Dengan amat berat hati, aku tuturkan
kalimah itu.

“Kak Ain!” jelas riak kejutan terpapar di wajahnya. “Apa yang Kak Ain cakap ni? Jangan bergurau hal sebegini Kak Ain,” kata Faizah seakan tidak percaya. Mungkin kerana aku sendiri yang menutur ayat itu. Isteri kepada Muhammad Harris sendiri merisik calon isteri kedua suaminya.

“Tidak Izah. Akak tak bergurau……Izah sudi jadi saudara Kak Ain?” ujarku lagi. Air mataku seolah ingin mengalir tapi tetap aku tahan. Faizah memandang tepat ke wajahku.

“Kak Ain. Soal ini bukan kecil Kak Ain. Kak Ain pastikah yang……Ustaz Harris…..mahu… melamar saya?”

Dari nada suaranya, aku tahu Faizah jelas tidak tahu apa-apa. Faizah gadis yang baik. Aku yakin dia tidak pernah menduga suamiku akan membuat permintaan seperti ini. Lantas, aku menceritakan kepada Faizah akan hasrat suamiku.

Demi untuk memudahkan urusan jemaah, untuk mengelakkan fitnah. Faizah termenung mendengar penjelasanku.

“Kak Ain…..saya tidak tahu bagaimana Kak Ain boleh hadapi semuanya ini dengan tabah. Saya kagum dengan semangat Kak Ain. Saya minta maaf kak. Saya tak tahu ini akan berlaku. Saya tak pernah menyangka saya menjadi punca hati Kak Ain terluka,” ujarnya sebak. Matanya ku lihat berkaca-kaca.

“Izah…Kak Ain tahu kamu tak salah. Kak Ain juga tak salahkan Abang
Harris. Mungkin dia fikir ini jalan terbaik. Dan akak tahu, dia berhak dan mampu untuk melaksanakannya. Mungkin ini ujian untuk menguji keimanan Kak Ain.”

“Kak…maafkan Izah.” Dengan deraian air mata, Faizah meraihku ke dalam elukannya. Aku juga tidak mampu menahan sebak lagi. Air mataku terhambur jua. Hati wanita. Biarpun bukan dia yang menerima kepedihan ini, tetapi tersentuh jua hatinya dengan kelukaan yang ku alami. Memang hanya wanita yang memahami hati wanita yang lain.

“Jadi…Izah setuju?” Soalku apabila tangisan kami telah reda.

“Kak Ain….ini semua kejutan buat Izah. Izah tak tahu nak cakap. Izah tak mahu lukakan hati Kak Ain.”

“Soal Kak Ain….Izah jangan risau, hati Kak Ain…Insya Allah tahulah akak mendidiknya. Yang penting akak mahu Abang Harris bahagia. Dan akak sebenarnya gembira kerana Faizah pilihannya. Bukannya gadis lain yang akak tak tahu hati budinya. Insya Allah Izah. Sepanjang Kak Ain mengenali Abang Harris dan sepanjang akak hidup sebumbung dengannya, dia seorang yang baik, seorang suami yang soleh, penyayang dan penyabar. Selama ini akak gembira dengan dia. Dia seorang calon yang baik buat Izah. `’

“Akak…..Izah terharu dengan kebaikan hati akak. Tapi bagi Izah masa dan Izah perlu tanya ibu bapa Izah dulu.”

“Seeloknya begitulah. Kalau Izah setuju, Kak Ain akan cuba cakap pada ibu bapa Izah.”

Pertemuan kami petang itu berakhir. Aku berasa puas kerana telah menyampaikan hasrat suamiku. `Ya Allah…..inilah pengorbananku untuk membahagiakan suamiku. Aku lakukan ini hanya semata-mata demi redhaMu.’

Pada mulanya, keluarga Faizah agak keberatan untuk membenarkan Faizah menjadi isteri kedua Abang Harris. Mereka khuatir Faizah akan terabai dan bimbang jika dikata anak gadis mereka merampas suami orang.

Namun, aku yakinkan mereka akan kemampuan suamiku. Alhamdulillah, keluarga Faizah juga adalah keluarga yang menitikberatkan ajaran agama. Akhirnya, majlis pertunangan antara suamiku dan Faizah diadakan jua.

“Ain…..abang minta maaf sayang,” ujar suamiku pada suatu hari,
beberapa minggu sebelum tarikh pernikahannya dengan Faizah.

“Kenapa?”

“Abang rasa serba salah. Abang tahu abang telah lukakan hati Ain. Tapi….Ain sedikit pun tidak marahkan abang. Ain terima segalanya demi untuk abang. Abang terharu. Abang….malu dengan Ain.”

“Abang….syurga seorang isteri itu terletak di bawah tapak kaki suaminya. Redha abang pada Ain Insya Allah, menjanjikan redha Allah pada Ain. Itu yang Ain cari abang. Ain sayangkan abang. Ain mahu abang gembira. Ain anggap ini semua ujian Allah abang. `’

“Ain….Insya Allah abang tak akan sia-siakan pengorbanan Ain ini.
Abang bangga sayang. Abang bangga punya isteri seperti Ain. Ain adalah cinta abang selamanya. Abang cintakan Ain.”

“Tapi…abang harus ingat. Tanggungjawab abang akan jadi semakin berat. Abang ada dua amanah yang perlu dijaga. Ain harap abang dapat laksanakan tanggungjawab abang sebaik mungkin.”

“Insya Allah abang akan cuba berlaku seadilnya.” Dengan lembut dia mengucup dahiku. Masih hangat seperti dulu. Aku tahu kasihnya padaku tidak pernah luntur. Aku terasa air jernih yang hangat mula membasahi pipiku. Cukuplah aku tahu, dia masih sayangkan aku seperti dulu walaupun masanya bersamaku nanti akan terbatas.

Pada hari pertama pernikahan mereka, aku menjadi lemah. Tidak bermaya. Aku tiada daya untuk bergembira. Hari itu sememangnya amat perit bagiku walau aku telah bersedia untuk menghadapinya.

Malam pertama mereka disahkan sebagai suami isteri adalah malam pertama aku ditinggalkan sendirian menganyam sepi. Aku sungguh sedih. Maha hebat gelora perasaan yang ku alami. Aku tidak mampu lena walau sepicing pun. Hatiku melayang terkenangkan Abang Harris dan Faizah. Pasti mereka berdua bahagia menjadi pengantin baru.

Bahagia melayari kehidupan bersama, sedangkan aku ? Berendam air mata mengubat rasa kesepian ini. Alhamdulillah. Aku punya anak-anak. Merekalah teman
bermainku.

Seminggu selepas itu, barulah Abang Harris pulang ke rumah. Aku memelukknya seakan tidak mahu ku lepaskan. Seminggu berjauhan, terasa seperti setahun. Alangkah rindunya hati ini. Sekali lagi air mata ku rembeskan tanpa dapat ditahan.

“Kenapa sayang abang menangis ni? Tak suka abang balik ke?” ujarnya lembut.

“Ain rindu abang. Rindu sangat.” Tangisku makin menjadi-jadi. Aku mengeratkan pelukanku. Dan dia juga membalas dengan penuh kehangatan.

“Abang pun rindu Ain. Abang rindu senyuman Ain. Boleh Ain senyum pada abang?” Lembut tangannya memegang daguku dan mengangkat wajahku.

“Abang ada teman baru. Mungkinkah abang masih rindu pada Ain?” Aku menduga keikhlasan bicaranya.

“Teman baru tidak mungkin sama dengan yang lama. Kan abang dah kata, sayang abang pada Ain masih seperti dulu. Tidak pernah berubah, malah semakin sayang. Seminggu abang berjauhan dari Ain, tentulah abang rindu. Rindu pada senyuman Ain, suara Ain, masakan Ain, sentuhan Ain. Semuanya itu tiada di tempat lain, hanya pada Ain saja. Senyumlah sayang, untuk abang.”

Aku mengukir senyum penuh ikhlas. Aku yakin dengan kata-katanya. Aku tahu sayangnya masih utuh buatku.

Kini, genap sebulan Faizah menjadi maduku. Aku melayannya seperti adik sendiri. Hubungan kami yang dulunya baik bertambah mesra. Apa tidaknya, kami berkongsi sesuatu yang amat dekat di hati.

Dan, Faizah, menyedari dirinya adalah orang baru dalam keluarga, sentiasa berlapang dada menerima teguranku. Katanya, aku lebih mengenali Abang Harris dan dia tidak perlu bersusah payah untuk cuba mengorek sendiri apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh Abang Harris. Aku, sebagai kakak, juga sentiasa berpesan kepada Faizah supaya sentiasa menghormati dan menjaga hati Abang Harris. Aku bersyukur, Faizah tidak pernah mengongkong suamiku. Giliran kami dihormatinya.

Walaupun kini masa untuk aku bersama dengan suamiku terbatas, tetapi aku dapat merasakan kebahagiaan yang semakin bertambah apabila kami bersama. Benarlah, perpisahan sementara menjadikan kami semakin rindu. Waktu bersama, kami manfaatkan sebaiknya. Alhamdulillah, suamiku tidak pernah mengabaikan aku dan Faizah. Aku tidak merasa kurang daripada kasih sayangnya malah aku merasakan sayangnya padaku bertambah. Kepulangannya kini sentiasa bersama sekurang-kurangnya sekuntum mawar merah. Dia menjadi semakin penyayang, semakin romantik. Aku rasa aku harus berterima kasih pada Faizah kerana kata suamiku, Faizahlah yang selalu mengingatkannya supaya jangan mensia-akan kasih sayangku padanya.

Memang aku tidak dapat menafikan, adakalanya aku digigit rindu apabila dia pulang untuk bersama-sama dengan Faizah. Rindu itu, aku ubati dengan zikrullah. Aku gunakan kesempatan ketiadaannya di rumah dengan menghabiskan masa bersama Kekasih Yang Agung. Aku habiskan masaku dengan mengalunkan ayat-ayatNya sebanyak mungkin. Sedikit demi sedikit kesedihan yang ku alami mula pudar. Ia diganti dengan rasa ketenangan. Aku tenang beribadat kepadaNya. Terasa diriku ini lebih hampir dengan Maha Pencipta.

Soal anak-anak, aku tidak mempunyai masalah kerana sememangnya aku mempunyai pembantu rumah setelah aku melahirkan anak kedua. Cuma, sewaktu mula-mula dulu, mereka kerap juga bertanya kemana abah mereka pergi, tak pulang ke rumah. Aku terangkan secara baik dengan mereka. Mereka punyai ibu baru. Makcik Faizah. Abah perlu temankan Makcik Faizah seperti abah temankan mama. Anak-anakku suka bila mengetahui Faizah juga menjadi ‘ibu’ mereka. Kata mereka, Makcik Izah baik. Mereka suka ada dua ibu. Lebih dari orang lain. Ahhh…anak-anak kecil. Apa yang kita terapkan itulah yang mereka terima. Aku tidak pernah menunjukkan riak kesedihan bila mereka bertanya tentang Faizah. Bagiku Faizah seperti adikku sendiri.

Kadang-kadang, bila memikirkan suamiku menyayangi seorang perempuan lain selain aku, memang aku rasa cemburu, rasa terluka. Aku cemburu mengingatkan belaian kasihnya itu dilimpahkan kepada orang lain. Aku terluka kerana di hatinya ada orang lain yang menjadi penghuni. Aisyah, isteri Rasulullah jua cemburukan Khadijah, insan yang telah tiada. Inikan pula aku, manusia biasa. Tapi….. ku kikis segala perasaan itu. Cemburu itukan fitrah wanita, tanda sayangkan suami.


Tetapi cemburu itu tidak harus dilayan. Kelak hati sendiri yang merana. Bagiku, kasih dan redha suami padaku itu yang penting, bukan kasihnya pada orang lain. Selagi aku tahu, kasihnya masih utuh buatku, aku sudah cukup bahagia. Dan aku yakin, ketaatan, kesetiaan dan kasih sayang yang tidak berbelah bahagi kepadanya itulah kunci kasihnya kepadaku. Aku ingin nafasku terhenti dalam keadaan redhanya padaku, supaya nanti Allah jua meredhai aku. Kerana sabda Rasulullah s.a.w

“Mana-mana wanita (isteri) yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meredhainya, maka ia akan masuk ke dalam syurga.” (Riwayat-Tirmizi, al-Hakim dan Ibnu Majah).

Sungguh bukan mudah aku melalui semuanya itu. Saban hari aku berperang dengan perasaan. Perasaan sayang, luka, marah, geram, cemburu semuanya bercampur aduk. Jiwaku sentiasa berperang antara kewarasan akal dan emosi. Pedih hatiku hanya Tuhan yang tahu. KepadaNyalah aku pohon kekuatan untuk menempuhi segala kepedihan itu. KepadaNyalah aku pinta kerahmatan dan kasih sayang, semoga keresahan hati ini kan berkurangan.

Namun, jika aku punya pilihan, pastinya aku tidak mahu bermadu. Kerana ia sesungguhnya memeritkan. Perlukan ketabahan dan kesabaran. Walau bagaimanapun, aku amat bersyukur kerana suamiku tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya. Dan aku juga bersyukur kerana menjadi intan terpilih untuk menerima ujian ini.